Aku harus tetap melanjutkan hidupku bukan?
Jadi, tolong jangan kau biarkan aku merindukanmu setiap
pagi.
Ya?
Mencintaimu dengan cara ini memang tidak sesulit saat
kita bersama,
Tapi mengapa aku menjadi sulit bernafas?
Seakan oksigen untukku menikmati dunia ini pun kau bawa
serta bersama kisah kita.
Setia.
Seperti ia yang selalu menunggu dalam ketidakpastian yang
panjang.
Akankah terus selalu seperti ini?
Hanya sebuah retorik, tak usah kau jawab.
Aku tau,
Kau pun luka.
Kau pun merintih.
Sendiri.
Baiknya,
Aku terus diam dan berdoa kepada Tuhan.
Kelak, saat kita bertemu,
Aku mampu memelukmu,
dan berkata “aku merindukanmu”.
| |