Pages

12.29.2011

[dot]

Baiknya aku berhenti.
Kata mereka juga seperti itu.
Tapi ini hati,
bukan tentang siapa yang dipilih,
melainkan siapa yang terpilih.

Baiknya aku sudahi,
Tentang euforia jatuh cinta,
Tentang imaji manis pembunuh lara.
Tapi ini rasa,
bukan tentang memautkan jiwa,
melainkan siapa yang terpaut.

Baiknya aku memulihkan jiwaku dulu.

Sejenak saja.

dan...

akan kumulai lagi cerita selanjutnya.

Tersenyumlah,

-gyeogja-


9.13.2011

Kesederhanaan ini.

Aku sedih.
Namun tak lagi menangis.
Aku tau,
Karena kau tak pernah perduli.
Kau lebih memilih kata-kata menyakitkan itu untuk mengobati lukamu.

Aku mengerti sekarang.
Karena itu,biarkan aku tersenyum.
Untuk duniaku yang telah indah.
Sekarang.
semoga esok jua.
dan lusa...

Segini saja.


8.21.2011

Papercraft



Jadi teringat, waktu lagi seneng-senengnya menggeluti bidang papercraft. Mungkin udah banyak yang tau tentang seni melipat kertas ini. Pada dasarnya hampir sama dengan origami, cuma... kalo papercraft itu 3 dimensi, jadi lebih 'idup' diliatnya. Bikinnya juga cukup memakan waktu, selain tinta printer juga tentunya. Papercraft itu sendiri berasal dari Jepang, sama seperti origami. Seni ini terbilang cukup ekonomis, hanya membutuhkan kertas, tinta printer, lem, dan kalau diperlukan buat melipat lipatan yang kecil bisa menggunakan tusuk gigi. Untuk pemula seperti saya, pastinya membutuhkan sketsa dulu, yang dapat banyak diunduh dari sini . Banyak banget macemnya, dari yang mudah ampe yang susah banget. Saya sendiri lebih suka bikin yang lucu-lucu, yang penting mudah. Hehehe...  Kalo udah expert banget, bisa jadi creator, nyiptain bentuk apa aja, cuma saya masih belom bisa mendalami nih, secara belum ada kemauan juga. Hehehehe... Beberapa karya yang udah berhasil saya buat (3 doang yang berhasil diabadikan, yang lainnya keburu dimusnahkan sama mama. Huhuhuhu) :




Memang seni ini kurang efisien kalo hanya dibuat begitu saja, ujung-ujungnya cuma buat jadi pajangan yang jadi tempat debu arisan. Saran saya, setelah membuat karya seni ini (ciaelahhh), lebih baik diletakkan didalam kotak kaca atau sejenisnya untuk melindungi dari debu. Seni Papercraft ini menurut saya bagus banget kalo buat hadiah untuk orang tersayang, nggak cuma buat kado ulang tahun, tapi juga buat momen berharga lainnya, seperti Graduation, Pernikahan, atau cuma sekedar sebagai kenang-kenangan. Proses membuatnya memang membutuhkan kesabaran dan waktu, tapi setelah jadi, dijamin, yang dapet kado papercraft ini, terharu deh! secara bikinan sendiri gitu... hehehehe...

Oh iya, masih ada link lainnya yang bisa jadi inspirasi, contohnya aja

8.20.2011

Gemini.





Katakanlah aku mencintaimu.
Masihkah bisa kita berdua terduduk tenang ditengah pusaran malapetaka ini?
Dengan tanpa menyalahkan satu sama lain?

Katakanlah kau mencintaiku.
Masihkah bisa kita saling melihat satu sama lain ditengah kekejaman dunia yang siap menghancurkan kita?
Dengan tanpa membunuh satu sama lain?

Katakanlah kita saling mencintai.
Masihkah bisa kita menenggelamkan diri dalam kenyataan bahwa baik aku maupun kamu memang jelas tidak sempurna?
Dengan tanpa memaksakan kemampuan untuk menghadirkan diri sendiri muncul?

Katakanlah…
Aku
Dan
Kamu


Tidak sedang saling mencintai.

Karena aku dan kamu,
Ditakdirkan untuk menjadi seperti ini.
Sebagai dua manusia yang saling berbagi cinta.
Tapi,
Bukan sebagai pasangan kekasih.

Inilah takdir kita sebagai seorang yang ‘sama’.

8.19.2011

Takdir ?



 Jika,
Hidup yang kau jalankan terlalu membisukan keinginanmu,
Aku dengar.

Jika,
Beban yang kau pikul begitu meruntuhkan bagimu,
Aku rasa.

Jika,
Dunia yang kau hadapi terlalu membunuhmu,
Aku lihat.

Tanpa kau berteriak, meratap, ataupun menangis,
Aku sadar.

Karna itu,
Kau memiliki aku,
Untuk membuatmu lebih kuat.
dengan penerimaan sakit yang begitu egois,
pun pemasrahan luka yang begitu mendalam.

Sesalilah keadaanku.
Bukan diriku.
Karna sayangnya,hanya ada kita dalam lingkaran setan ini.
Ya, ?

Repetisi Asa, untukmu...


Pagi hari di 19 Agustus 2011,


Kalau saja masa lalu itu tak pernah ada,
Mungkin kau masih disini.
Mungkin saja tidak.

Kalau saja masa lalu itu tak berani hadir,
Mungkin aku tidak akan pernah serindu ini.
Mungkin saja tidak.

Kalau saja masa lalu itu tak mampu datang,
Mungkin kita tak akan berjarak sejauh ini.
Mungkin saja tidak.

Aku masih disini.
Menunggu keajaiban doa itu tiba.
Untuk melihat sisa hidup kita.
Bersama,
dengan revolusi cerita kita.
Tidak saja mungkin, bukan?

With Love,

Keyboard Dalam Cerita Kita.




Aku ingin terus menarikan jemariku pada benda mati ini.

Karna,
dunia begitu indah saat kusendiri.
Membayangkan tentang kita.
Dalam sebuah ruang cerita,
Tanpa perlu ada yang terluka.
Seperti saat-saat kemarin.

Aku ingin terus menarikan jemariku pada benda mati ini.
Bila,
kau masih ingin terus ada.
Mengharmoniskan relevansi akan kita.
Tanpa perlu mengkhawatirkan luka.
Seperti saat-saat sebelum ini.

Aku ingin terus menarikan jemariku pada benda mati ini.

Sampai kata mati oleh rasa.

Relevansi.



Aku.
Penghayal ragamu.
Penikmat rupamu.

Tanpa bisa meraba-raba,
Seperti apa hatimu.

Masih sebentuk ruang kosongkah?
Atau kini telah terdapat ruang milik seseorang disana?
Hfffttt... aku tak akan pernah tau.



Kamu.
Yang setiap waktu menjelajahi,
Berlari,
kemudian berhenti.
Tepat disini,
Hati.

Tanpa kutau,
Bahwa ternyata akhirnya bukan kamu,
melainkan sesosok fatamorgana mewujudkan bayanganmu atas imajiku.


Kita.
Teruskah selalu begini?
Aku yang selalu diam menanti,
dan Kamu yang selalu berlari mencari.
Tanpa pernah tau,
Apakah akhirnya pertemuan,
atau hanya sekedar perlintasan.


Aku, Kamu, dengan Dunia.




Jika saja bukan karena kerinduan ini,
Aku pasti sudah jauh entah kemana.

Jika saja bukan karena keterpautan ini,
Kamu pasti sudah tak disini sekarang.

Jika saja bukan karena kebersamaan ini,
Kita pasti tak saling memiliki diwaktu ini.

Jangan berjanji untukku,
Karena baik aku ataupun kamu tak pernah tau,
Jikalau dunia memang tak pernah henti mempermainkan kita yang ingin bersama.

Cukup yakin dan berusahalah,
Kalau dunia tak akan cukup mampu menghadirkan perpisahan dengan seluruh keegoisannya.

Berpeganglah pada kenangan yang selalu kita buat,
Jangan lepaskan sekalipun sebentar.
Karena baik aku ataupun kamu,
Tak pernah tau kapan kenangan itu akan melepaskan dirinya sendiri,
dari aku dan kamu.

"Tak ada yang akan bisa selalu bersama, namun biarkan ketiadaan itu hanya datang setelah ruh terlepas dari raga"

8.18.2011

Ungkap.

"Dengan mudahnya aku merajut kata.
tapi tidak untuk menadakannya"


Aku memang pengecut !

Menyembunyikan ego dibalik ketikan jemari pada sebuah benda mati.

Karena itu,
Aku tak mampu menahannya pergi.
pun menghapuskan masa lalu yang selalu saja mengkaitkan dirinya denganku.

Mengkisahkan lewat deretan kata itu lebih mudah untukku,
dibandingkan dengan melagukannya.

Karena itu,
Biarkan aku mengetikkan pikiranku ini.

Karena itu,
jangan paksa aku untuk berbicara.

Aku mohon...

Aku tak mau kehilanganmu, nyonya...

Serapah si Patah Hati




ucap cinta
seakan-akan tak akan pernah ada luka yang disimpan.

ucap rindu
seolah-olah tak ada yang sudah mengendap-endap dibalik dusta.

ucap setia
seperti tak memiliki kekosongan dibalik janji.


Masihkah harus terus begitu?


Matilah saja dengan luka-luka yang kau torehkan !

Gyeogja




Kalau bukan kamu,
Lalu siapa lagi?
Siapa yang terus hadir dibenakku saat mimpi indah tentang kesetiaan memelukku erat ?

Kalau bukan kamu,
Lalu bisa siapa?
Siapa yang mampu menghadap begitu cepat ke pikiranku saat kepastian janji menuntut ?

Kalau bukan kamu,
Lalu harus siapa?
Siapa yang pantas memenuhi panggilan kerinduan yang tak jua berhenti ?

Katakan,

Haruskah bukan kamu

Not The One Yet.



Aku mencintaimu, . . .
Harus ku panggil dengan sebutan apa kau?

Sayang?
Cinta?
Honey?

Tidak.

Bukan.

Hmm... Hmm... Hmm...

Argghhhh!
Aku menghabiskan terlalu banyak karakter dalam ketikan jemariku pada papan kunci ini.

Tuh kan...

Sudahlah.
Cukup memanggilmu dengan namamu saja ya...?

Heyy,,, sebentar...
Aku kan belum tau namamu 


Siapa namamu, wahai pendamping hidupku...?

Dengki.


Hentikan disini saja.

Aku lebih memilih diam dibanding memaki.

Aku lebih memilih tak berwajah dibanding menekuk wajah cantikku ini.

Kau memang tak akan mengerti tentang perasaan tak menentu ini.

Tentang apa yang kurasa.

bahwa aku MUAK !

Hentikan,
cukup sampai disini saja.

6.11.2011

It Callled 'Destiny'


Optimis: Takdir
Pesimis: Kebetulan

Optimis: Mungkin
Pesimis: Nggak mungkin

Optimis: Harusnya
Pesimis:Seandainya

Optimis: Yakin
Pesimis: Mencoba yakin

Optimis: Berusaha
Pesimis: Menyerah

Tak mudah, tapi harus dicoba untuk tahu akhir kisahnya...

Kenyataan?

Tak terucap,

Namun begitu menusuk...

Sebegini menyakitkanyakah setelah mengetahuinya?

Mengetahui bahwa aku penghalang terbesar kebahagiaanmu.




Tak pernah terbersit,

Namun memang seperti ini adanya.

Aku yang tak mampu hidup dalam luka,

Memilih untuk menuangkan luka itu pada cawan hati orang lain,

Dirimu.



Menyesal terkadang,

Namun tak mungkin untuk mundur.

Biarlah kucoba tetap berada dalam posisi menyulitkan ini.

Karna hanya ini yang bisa kulakukan selain diam.



Maaf,

Tak pernah bermaksud...



Senja yang Mendung, 15:28

6.04.2011

Uang.

Lihat benda itu.
Tak bernyawa tapi membunuh.


Lihat saja,
Berapa keluarga yang pecah?
Berapa nyawa yang hilang?
Berapa cinta yang musnah?


Benda itu.
Dua sisi.
Baik.
Buruk.
Ingin tapi tak mau.
Bisa tapi tak harap.
Jika memang membunuh, buat apa?

5.30.2011

Monolog Cermin


 ...
Awalnya...

Biar saja orang bicara apa.
Aku tetap merasakannya.
Biar saja orang bicara lain.
Aku tetap percaya padamu.

Akhirnya?

Setiap kali.
Aku percaya,
Kemudian merana.
Setiap kali aku meyakinkan hati,
Malah sakit hati.

Baru sadar,
Kalau aku ini lebih bodoh darimu.
Karna aku tertipu orang yang kusumpah serapah jadi bodoh...doh...doh...

,,,

5.28.2011

Kala.



Kala masa lalu terungkap.

Aku tak lagi mampu mengucap.

Terseraklah semua dusta yang pernah dibuat.

Terseok-seok meminta maaf pun tak lagi dapat kulakukan.



Hanya mampu merintih sendiri dalam harap.

Mengharap masih ada sedikit sedimen kesempatan untuk kembali.



Maaf,

Jika ini adalah sebuah luka.

5.27.2011

Rasaku Kini.


Aku hanya tau cara memimpikanmu.
Menghayalkanmu.
dan mengharapkanmu.

Luka yang kubuat sendiri begitu nyata, hingga terflokulasi menjadi perih.

Andai saja kutau sesempit itu porus hatimu, tak ingin kuniatkan untuk bersama.
Bila saja harap itu jadi nyata, tentu luka ini tak kan mampu menjadi sedimentasi sesal.

Aku hanya perlu berfikir sebentar.
Bahwa apa yang kurasa tak hanya kosolvensi mimpi buruk.
Bahwa inilah.
kau bukan untukku.

5.21.2011

'Masih'


Sepertinya aku tergila pada kata 'masih',
Layaknya padamu.

Masihkah saja?
Masihkah harus?
Masihkah???

Seakan terlupa batas,
nyata,
dan
pinta...
Aku 'masih' saja seperti ini.
Mencoba peruntungan akan takdir.

Masih...

4.19.2011

Kamu.


Mereka yang sedang jatuh cinta,
Indah,
Manis,
Nyaris tanpa cela...

Mereka yang sedang menikmati cinta yang berjatuhan,
Bahagia,
Merona,
Selalu tersenyum...

Aku ingin seperti mereka.
Jatuh cinta.
Pada kamu.

4.18.2011

Tentang Kamu.

 
Tiga tahun lalu.

Seorang pria.

Menyelinap perlahan namun pasti keruang hati.



Kau.

Pria biasa itu.

Yang kutemui disebuah rumah luar biasa.



Tetaplah disana,

Bernaunglah dibawah cinta mereka untukmu.

Tunggu aku,

Hingga aku mampu katakan pada dunia,

Bahwa tak hanya sekedar asa yang kugenggam,



Bilapun tidak,

Setidaknya,

Akan kubisikkan pada dunia,

Kalau pernah ada jejakku disana.



Aku menyukaimu.

Bukankah ini aneh? 

4.17.2011

[Sadar]

Merasa lucu.
Ditengah meriahnya euphoria perasaan sendiri.
Terbawa suasana hingga nyaris melayang.

Hingga tersadar.
Bahwa masih ada sesosok bayangan.
Masih ada nyata yang belum terlihat.

Terlintas sesaat untuk berhenti.
Namun...
Pinta ini terlalu indah,
Hingga nyata pun seperti cuma fatamorgana ditengah hausnya asa.

Apa masih harus terus berharap?
Ditengah pusaran kecohan dunia?
Masihkah harus?

4.06.2011

April ini...


Bila saja masih bisa ku berdusta,


Akan kukatakan pada dunia bahwa bukan kau.


Bukan kau yang tergambar dipelupuk mata ini,


Bukan kau pula yang mendetakkan lebih keras jantung ini saat melihat rangkaian namamu.


Pun yang kupinta pada Tuhan untuk memantaskan diri untukmu.






Kalau saja mampu kuyakinkan dunia,


Bahwa bukan nyata yang kuucap,


Tentang cinta yang kubawa,


dan Tentang asa yang kusimpan,


Pastilah dusta itu lebih baik buatku.






Aku sedang belajar menghadapi rasa dalam asa,


Kisah dalam resah,


dan cinta dalam doa.






Lagi,


Aku tersudut dalam diam,


Saat sendiri,


Berfikir,


Siapa kau?

4.03.2011

[Pamer]

Seragam Baseball

Daun

Tas

Bunga

Labu Haloween

Dasi

Kimono

Kue

Seragam

Kumbang

Sarung Tangan

Baju Perempuan

Penguin

Kincir

Semangka
Bunga
 Beberapa karya iseng saat liburan...
Adakah yang juga suka sama Origami...???